0
Asando 005 (Invalid)
Puisi Chandra Diksi

Hari yang suram
Ketika pagi ku sambut
Mentari menyapa
Dan senyuman awali tuk hari baru
Tapi hanya tangis yang mengawalinya
Memerah matanya
Bersimbah air mata pipinya
Lama jauh terasa
Detik berganti menit
Menit berganti jam
Hingga jam pun berganti hari
Masih tak kunjung hilang
Rasa sesak sedih di hati
Memakan rasa bahagianya
Dan menumbuhkan rasa sedihnya
Awalnya hanya biasa
Tapi setelah berulang kali mencoba
Dan hasilnya sama pula
Kakinya terasa lepas dan tak mampu berdiri
Jantungnya terasa ingin berlari
Karena telah lelah berdetak untuk insan yang tak berguna
Bila kematian itu indah
Maka banyak orang yang akan menyambutnya
Bila kegagalan itu manis
Maka banyak orang yang akan mencicipinya
Namun sayang,
Kematian suatu yang ditakutkan
Dan kegagalan itu sungguh pahit rasanya
Lidah pun tak mau mengecap
Maka ia hempaskan pada hatinya
Bila boleh ku tusukkan diri
Perkenankanlah aku merobek dada ini
Menguak tulang rusuk yang melindunginya
Mengambil jantunya dan memotretnya
Aku ingin lihat dan mengenang "Pengorbananmu dalam tubuh ini"
Lalu pisau yang ku gunakan untuk merobek dada tadi
Ku gunakan untuk merobek perut sebelah kanan
Lalu akan ku ambil dari tempatnya dan ku poteret
Aku ingin lihat dan mengenangnya "Pengorbanannya untuk merasakan sesuatu selama ini"
Lalu bila diperkenankan
Akan ku robek kulit kepala dan menusuknya
Hingga ku temukan otak dan memotretnya
Aku ingin lihat dan mengenang
"Pengorbanannya untuk berfikir sepanjang hari"
Lalu ku tarik ulur pembuluh darah yang melekat di tubuh
Aku keluarkan dan aku gunakan untuk mengikat
Jantung, hati dan otak tadi
Ku jadikan satu
Dan ku dekap erat dalam tidur panjangku
Dengan begitu aku tak sendirian
Aku tak merasa gagal sendiri
Aku memiliki 4 organ yang gagal
Dan benda-benda ini akan menemani kegagalanku

Posting Komentar

 
Top