0
Seumur hidup aku, ini yang pertama
Pintu hatiku diketuk seorang wanita
Dialah ciri selama ini kucari
Ayu wajahnya setia dan sederhana

Walaupun aku disini, dan dia disana
Jarang sekali berjumpa, semenjak kita berpisah
Namun rinduku semakin menggebu
Bunga cintaku semakin merekah

Sungguh kumerasa resah, melepas dirimu sendiri disana
Namun ku selalu berdoa, semoga bersama
Disana hanyalah menanti sampai kapanpun tiada pasti
Bertanya kabar melalui tinta, jarang sekali bertemu muka
Namun kutahu engkau setia
Disana kau tetap menunggu, kehadiranku disisimu
Kasih kau setia terhadap aku, sanggup menunggu kata putusku
Sayang ketabahanmu menawanku

Sungguh kumerasa resah, melepas dirimu sendiri disana
Namun ku selalu berdoa, semoga bersama
Disana hanyalah menanti sampai kapanpun tiada pasti
Bertanya kabar melalui tinta, jarang sekali bertemu muka
Namun kutahu engkau setia
Disana kau tetap menunggu, kehadiranku disisimu
Kasih kau setia terhadap aku, sanggup menunggu kata putusku
Sayang ketabahanmu menawanku

Aku terima suratnya, ringkas tulisannya
Dia sedia undur diri, dan memaafkanku
Katanya anggap ini, suatu mimpi
Yang datang sekadar, untuk menguji

Versi 2 :


Di Sana Menanti Di Sini Menunggu

Seumur hidup aku
Ini yang pertama
Pintu hatiku diketuk
Oleh dua wanita
Punyai ciri selama ini ku cari
Berbeza wajah ayunya tetap asli

Kalau ku pilih di sini
Apa kata di sana
Kalau ku pilih di sana
Di sini akan terluka
Perlukah aku pilih keduanya
Bahagi kasih adil-adilnya


Sungguh ku merasa resah
Untuk menilai sesuatu yang indah
Namunku ada pepatah
Yang aku gubah

Di sana hanyalah menanti
Sampai bila pun ku tak pasti
Bertanya khabar melalui tinta
Jarang sekali bertemu muka
Namunku tahu dia setia

Dan di sini tetap menunggu
Berada jelas di mataku
Kasih tak luak terhadap aku
Sanggup menunggu kata putusku
Sayang ketabahanmu menawanku

Ku terima satu nota
Ringkas tulisannya
Dia sedia undur diri
Dan memaafkanku
Katanya anggap ini satu mimpi
Yang datang sekadar
Untuk menguji

.

Posting Komentar

 
Top