0
Pengecut

Aku tahu kalau aku ini egois. Aku menuntutmu mencintaiku, meskipun aku sebenarnya tahu bahwa cintamu sebenarnya bukan milikku. Tapi, aku menutup mata dan telingaku akan hal itu. Ya... Selain egois aku juga pengecut. Aku terlalu takut bahwa ternyata cintamu bukan untukku.

Selain itu, ada satu hal lagi yang membuat aku mendeklarasikan diriku sebagai seorang pengecut dan egois; aku tak menyatakan cintaku padamu. Jadi... Pengecut bukan? Aku mencintaimu, takut kehilanganmu, tapi aku juga takut untuk menyatakan perasaanku padamu. Egois juga, karena walaupun kau belum tahu akan cintaku ini - dalam hati - aku sudah menuntutmu untuk membalas cintaku.
Jika kau mengetahui perasaanku, yang kutakut bukanlah bagaimana aku harus mengatakannya. Melainkan, apa jawaban yang akan kuperoleh nanti, dan jika kau bilang tidak, harus kemana aku pendam rasa malu ini? Semakin pengecutlah aku dengan pikiranku ini.

Ya, sebagai manusia, kadang aku juga bisa mengalami rasa sakit karena mencintaimu. Rasa cemburu itu. Manalagi, kau pria yang cukup populer, juga pintar. Jadi, kau tentu saja akan melirik wanita yang berkualitas juga. Tapi, aku masih terus berharap, bahwa kau mau memikirkan aku, diwaktu kau sedang tidak memikirkan wanita lain.

Selain itu, walau kadang aku memberi sedikit perhatian khusus padamu, kau juga tak memberiku harapan akan perhatianku. Hanya sebatas sikap biasa saja yang kau balas saat itu. Apa mungkin kau tak menyadari perhatian khususku padamu? Jika aku secara terang-terangan memberimu perhatian berlebih, aku juga takut kau juga akan secara terang-terangan menolak perhatianku. Juga.. Ah.. Apakah aku terlalu banyak berpikir?

Tapi, terima kasih juga karena kau tak memberiku harapan, karena jika kau memberiku sedikit harapan saja, itu pasti akan memberi rasa yang besar padaku. Dan, jika nanti, kau ternyata menolakku pada akhirnya, aku bisa berada di ambang kehancuran, pastinya.

Terima kasih pada akhirnya. Kau yang membuatku merasakan cinta terdalam yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kau memberikan rasa baru pada cintaku ini. Walaupun tampangmu tak setampan artis idola tapi ada sesuatu darimu yang membuatku tak berhenti mencintaimu.
Dan aku akan terus mencintaimu, seperti arus sungai yang mengalir dengan tenang.

Salam, si egois dan pengecut yang terlalu banyak berpikir dan tak bisa berbuat nyata.

xxx.end.xxx

©Agustini
http://lovely-room.blogspot.com
2011


Hehe, kira-kira dapat ngga feelnya? Mungkin ngga dapat feelnya ya, soalnya aku takut ntar kalau terlalu dideskripsikan Setiap paragraf malah jadi keliatan lebai ceritanya. Yah, aku memang pengen yang simpel aja sekarang, ngga terlalu lebai. Tapi, yah walaupun simpel semoga tetap menarik buat dibaca yah? Ciao.

P.S. : ngomong2 ada yang mau kirim cerpen ga kesini? Ntar aku publish cerita kamu ke blog ini (dicantumkan nama kamu juga pastinya).
Kalau mau, silahkan aja ya kirim ke email-ku (liat di menu ''contact me''). Kalau mau, tulis subject "CERPEN" dan juga identitas diri kamu. Cerpen boleh dilampirkan dalam bentuk attachment ataupun langsung di isi emailnya. Sangat senang bila kamu mau berpartisipasi. Jika ada yang mau bertanya, silahkan komentar.

Posting Komentar

 
Top