0
Baru bisa post ini, setelah sekian lama review ini mendekam di dalam HP. =='



Judul: My Idiot Brother: Love and Life Chocolatos
Pengarang: Agnes Davonar
Penerbit: Inandra Published
Desain Cover: Wira Imaji Nyata
Editor: Cepi Komara
Tempat dan tahun terbit: Jakarta, Januari 2011
Harga: Rp 35.000

Sinopsis:
Angel adalah gadis remaja berusia 13 tahun yang mempunyai kakak lelaki, bernama Hendra, yang memiliki penyakit keterbelakangan mental.
Angel tidak pernah menyukai kakaknya karena penyakit itu. Ia tak pernah menghargai setiap perbuatan kakaknya kepadanya. Walaupun begitu, kakaknya tidak begitu mempermasalahkannya dan terus menyayanginya.

Karena memiliki kakak yang idiot, Angel juga sering diejek teman-temannya. Angel selalu mendapat hinaan dan cacian teman-teman sekolahnya dan oleh karena itu, ia juga sering bertengkar dengan teman sekelas yang sering mengejeknya, Agnes. Apalagi, setelah Angel mengenal Aji, murid baru tampan yang ia dan Agnes kagumi di sekolahnya.

Tapi, suatu hari, Angel mengalami kecelakaan, yang membutuhkan banyak darah. Tidak ada yang mampu menolongnya, selain kakaknya, Hendra. Dan demi cintanya pada sang adik, Hendra rela mengorbankan nyawanya untuk Angel.

Review:
Seperti biasa, Agnes Davonar selalu menggunakan nama-nama seperti, Angel, Hendra, Agnes, Aji, dll pada cerpennya. Dialog dan cerita di cerpen-cerpennya juga kebanyakan menggunakan bahasa yang tak baku.

Di novel ini, kesalahan ketik (typo) yang ada lumayan banyak, ada juga kalimat yang ambigu dan letak kalimat yang ngga cocok, seperti:
- ".... Masukin bola 'ke ranjang' ...."
- 'Saya' mungkin selama ini gua gak pernah jujur tentang 'panyakit' gua.
- "Sini ikut gua!" tarik dia ke tangan gua.
Dan lain-lain.

Mungkin karena ini merupakan cerita online yang dibukukan, tapi sedikit heran, karena ada editor disini.
Selain itu, gambar kecil yang ada di sudut kanan paling bawah juga sedikit mengganggu 'pemandangan' saat membaca.

Bicara soal karya Agnes Davonar, rata-rata pasti memang selalu berakhir sedih. Dan, ya, cerita ini juga sedih. Mungkin memang sampai menitikkan air mata membacanya. Tapi, aku ngga sampai menangis bacanya dan sebagai gantinya, perasaanku nyesek banget setelah selesai membaca cerita 'My Idiot Brother'. Aku ngga nangis, mungkin karena aku baca cerpen ini ngga dalam satu waktu langsung, habisnya ada UAS sih.. (curcol)
Dan yah.. Walaupun, banyak kebetulan yang terjadi dalam cerita ini. Jadi, saranku, membaca cerita ini ngga usah pake logika, pake perasaan aja.

Ohya, di buku ini juga ada tambahan 6 cerita online karya Agnes Davonar juga.



4 bintang untuk novel ini. :)

Posting Komentar

 
Top