Judul: Persona Non Grata (Yang Terbuang)
Penulis: Riawani Elyta
Penerbit: Gizone - 2011
Penyunting Bahasa: Mastris Radyamas
Tebal: 256 halaman
Harga: Rp 32.000
Sinopsis:
Dean Pramudya, The Prince. Tampan, berotak brilian, pewaris tahta kerajaan bisnis sang ayahanda. Posisi nan
gilang-gemilang itu semestinya membuat ia berada di pucuk kemegahan. Jika akhirnya ia memilih meninggalkan jalan ‘lurus’, dan berselancar di dunia kejahatan kerah putih, kira-kira separah apakah sakit hati yang melandasi pilihan nekadnya.
Cream Crackers, jaringan yang mengandalkan otak-otak encer para anggotanya, telah membuat aparat kelimpungan. Tanpa ampun mereka membajak rekening-rekening para milyader, mulai dari pembuatan kartu kredit palsu, pembobolan ATM, hingga menyelusup ke sistem internet-banking.
Dean menjadi seorang penjahat yang kaya raya. Namun, pertemuannya kembali dengan Sarah, gadis cantik yang pernah dilacurkan di sebuah lokalisasi di Batam, mengubah semua mimpi dan ambisi Sang Pangeran. Sayang, keputusannya bertemu dengan Sarah, yang memberinya mimpi baru di sebuah negeri yang jauh, justru melemparkan Dean ke lantai dingin penjara.
Tapi, hukum ternyata bungkam pada lembaran uang milik Rendra Pramudya, ayah Dean, salah satu pemilik bisnis terbesar di negeri ini. Dengan mudah pengacara keluarga Rendra membebaskan Dean dari segala tuntutan hukum.
Bagaimanakah hidup Dean setelahnya, serta bagaimana masa lalu Sarah sebenarnya?
Review:
Btw, nama Cream Crackers mengingatkanku akan salah satu produk roti kering :p
Novel ini mengangkat tema yang tidak biasa, tentang kasus-kasus sosial seperti cyber crime, human trafficking, dan penyakit HIV/AIDS. Inilah yang membuatku pertama kali tertarik untuk membawa buku ini ke kasir.
Setiap membaca habis satu bab, semakin membuatku penasaran untuk membaca bab selanjutnya.
Riawani Elyta, sukses membuatku ikut berdebar dan tegang saat mengikuti cerita ini. Walau temanya lumayan berat, tapi aku tak begitu sulit untuk mencerna ceritanya.
Soal cover, aku sedikit terganggu dengan gambar sesosok pria yang memakai jaket berwarna putih-coklat yang ada di pojok kiri bawah. Aku rasa pemuda ini, menggambarkan Dean yang misterius, terlihat dari sosoknya yang hanya tampak dari belakang saja. Tapi, di novel ini, Dean disebut berkacamata juga memiliki wajah tampan, jadi agaknya kurang pas jika digambarkan dengan pria di cover buku. Gambar prianya juga agak buram. Selain itu, sepertinya sudah pas.
Aku juga menemukan dua typo, memang tak begitu mengganggu, tapi ini hanya sebagai penanda;
Hal. 193 kata 'diisolasoi' seharusnya 'diisolasi'
Hal. 268 kata 'instink' seharusnya 'insting'
Dan di hal. 45 ada kata 'covering' yang diberi nomor 2, tapi di akhir bab, sama sekali tidak ada footnote yang memberikan penjelasan apa arti covering.
Dan, aku juga penasaran, sebenarnya siapa wanita tak bernama yang ada di dua bab awal buku ini. Sampai akhir buku ini sepertinya tidak ada penjelasan lagi tentang tokoh ini, apakah cuma 'numpang lewat' atau aku yang tidak terlalu jeli?
Tapi, secara keseluruhan novel ini bagus. Pendeskripsian penulis tentang Batam pun lumayan jelas, sepertinya penulis mengetahui banyak tentang kota Batam ini, mengingat penulis ini berasal dari Tanjungpinang.
Empat bintang untuk novel ini.
Posting Komentar