Pernah mendengar istilah “Tembok Ratapan”? Hampir sebagian dari penduduk dunia pasti mengenal istilah tersebut. Tembok Ratapan sebenarnya dikenal dengan nama resmi Tembok Barat atau Kotel HaMaaravi (dalam Bahasa Ibrani). Hanya saja kebiasaan orang Yahudi Ortodok berdoa di tembok tersebut sambil meratap pada akhirnya membuat tembol setinggi 18,9 meter ini dikenal dengan nama Tembok Ratapan. Tembok ini begitu melegenda dan menjadi salah satu objek sengketa Israel dengan Negara muslim. Perseteruan ini ada di dalam sejarah dan mungkin akan berlangsung sepanjang usia bumi. Tembok Ratapan ini ada di wilayah Yerusalem. Titik ini disebut sebagai tempat dimana bertemunya dua kepercayaan yakni islam dan yahudi. Orang Muslim menganggap bahwa tanah tempat berdirinya Tembok Ratapan merupakan bagian tak terpisahkan dari Masjid Kuno Al-Aqsa yang sakral.
Dibangun Oleh Nabi Sulaiman
Jika Anda seorang Muslim, pasti sudah paham betul dengan sepak terjang Nabi Sulaiman. Nah, Tembok Ratapan ini sebenarnya merupakan sisa peninggalan kebesaran Nabi Sulaiman atau yang dikenal juga dengan gelar Raja Sulaiman (umat Yahudi menyebutnya Raja Solomon). Tembok Ratapan tersebut diberi nama Bait Suci. Namun kemudian pada tahun 70 masehi, tembok Bait Suci ini ini dihancurkan oleh Bangsa Romawi yang menyerang Isreal saat itu. Akan tetapi, tentara Romawi tak sanggup menghancurkan semua bagian tembok sehingga masih tersisa sekitar 60 meter dari panjang total 485 meter.
Karena tidak hancur, Umat Yahudi kemudian percaya dengan kuat bahwa di tembok bait suci tersebit terdapat “Shekhinah” atau titik di mana terdapat kehadiran ilahi. Dengan demikian, mereka beranggapan berdoa di sana sama seperti berdoa langsung di depan Tuhan. Bahkan beberapa orang menyebut Tembok Ratapan ini sebagai Telinga Tuhan. Karena itu jangan heran jika Anda berkunjung ke sana dan menjumpai banyak yang berlinangan air mata sambil meratapi dosa. Selain itu, kebanyak dari mereka juga menuliskan doa dan menyisipnya di bebatuan tembok.
Selain Yahudi dan Muslim, rupanya umat Katolik juga sering menjadikan Tembok Ratapan sebagai bagian dari perjalanan spiritual. Bahkan titik ini telah menjadi wilayah rekonsiliasi antara umat yahudi dan juga Umat Katolik. Paus Yohanes Paulus II bahkan pernah berdoa di Tembok Ratapan sekaligus meminta maaf atas penganiayaan Umat Katolik di masa lampau pada Umat Yahudi. Kini, Tembok Ratapan tak sekedar simbol berbagai agama saja. Ia juga telah menjadi salah satu situs budaya di Israel yang menarik minat banyak pelancong dari segala penjuru dunia. Bahkan beberapa travel tour menyediakan perjalanan spiritual dengan Tembok Ratapan sebagai salah satu destinasinya. Tertarik berkunjung ke sana?
Dibangun Oleh Nabi Sulaiman
Jika Anda seorang Muslim, pasti sudah paham betul dengan sepak terjang Nabi Sulaiman. Nah, Tembok Ratapan ini sebenarnya merupakan sisa peninggalan kebesaran Nabi Sulaiman atau yang dikenal juga dengan gelar Raja Sulaiman (umat Yahudi menyebutnya Raja Solomon). Tembok Ratapan tersebut diberi nama Bait Suci. Namun kemudian pada tahun 70 masehi, tembok Bait Suci ini ini dihancurkan oleh Bangsa Romawi yang menyerang Isreal saat itu. Akan tetapi, tentara Romawi tak sanggup menghancurkan semua bagian tembok sehingga masih tersisa sekitar 60 meter dari panjang total 485 meter.
Karena tidak hancur, Umat Yahudi kemudian percaya dengan kuat bahwa di tembok bait suci tersebit terdapat “Shekhinah” atau titik di mana terdapat kehadiran ilahi. Dengan demikian, mereka beranggapan berdoa di sana sama seperti berdoa langsung di depan Tuhan. Bahkan beberapa orang menyebut Tembok Ratapan ini sebagai Telinga Tuhan. Karena itu jangan heran jika Anda berkunjung ke sana dan menjumpai banyak yang berlinangan air mata sambil meratapi dosa. Selain itu, kebanyak dari mereka juga menuliskan doa dan menyisipnya di bebatuan tembok.
Selain Yahudi dan Muslim, rupanya umat Katolik juga sering menjadikan Tembok Ratapan sebagai bagian dari perjalanan spiritual. Bahkan titik ini telah menjadi wilayah rekonsiliasi antara umat yahudi dan juga Umat Katolik. Paus Yohanes Paulus II bahkan pernah berdoa di Tembok Ratapan sekaligus meminta maaf atas penganiayaan Umat Katolik di masa lampau pada Umat Yahudi. Kini, Tembok Ratapan tak sekedar simbol berbagai agama saja. Ia juga telah menjadi salah satu situs budaya di Israel yang menarik minat banyak pelancong dari segala penjuru dunia. Bahkan beberapa travel tour menyediakan perjalanan spiritual dengan Tembok Ratapan sebagai salah satu destinasinya. Tertarik berkunjung ke sana?
Posting Komentar