Bandung, ternyata kota ini menyimpan
potensi gempa bumi yang cukup besar.
Walaupun kota ini dikelilingi oleh jajaran
pegunungan, mungkin selama ini banyak
orang tak pernah mengira bahwa kota
berjuluk Parijs van Java itu menyimpan
sebuah sesar aktif sepanjang 22 kilometer,
yang sewaktu-waktu mengancam sekitar
2,4 juta penduduknya.
Menurut pakar geologi dari ITB, Agus
Hardoyo, sesar Lembang, yang membelah
daerah Maribaya hingga Cisarua, merupakan
salah satu sesar aktif di pulau Jawa yang
berhubungan dengan aktivitas gunung
Sunda purba.
Sesar atau juga dikenal dengan istilah
ilmiah fault, merupakan retakan di kerak
bumi yang mengalami pergeseran atau
pergerakan. Secara umum dikenal tiga jenis
sesar, yaitu sesar normal (normal fault),
sesar naik (reverse fault), dan sesar geser
mendatar (strike-slip fault).
Menurut Agus, dengan memperhatikan
morfologi yang terbentuk, maka sesar
Lembang termasuk dalam kategori sesar
normal. Bagian utara sesar bergerak turun
sementara bagian selatan terangkat.
Akibat
dari proses tektonis ini, maka terbentang
suatu gawir (lereng) yang merupakan
bidang gelincir sesar Lembang.
“Sesar lembang membentang sepanjang
22 kilometer dari Maribaya ke Cisarua. Di
Cisarua jejak sesar tersebut menghilang
sedangkan di Maribaya membelok ke
selatan. Sesar Maribaya terhubung dengan
sesar Cimandiri dan sesar Baribis yang
aktif, ” ujar Agus, dalam Kuliah Umum
Sesar Lembang dan Hubungannya Dengan
Masyarakat Bandung di Institut Teknologi
Bandung, Jumat 26 Maret 2011.
Sesar Cimandiri adalah sesar yang terletak
di Sukabumi Selatan, membentang dari
daerah Pelabuhan Ratu hingga Gandasoli.
Sementara Sesar Baribis adalah sesar yang
di berada di bagian utara Jawa,
membentang mulai dari Purwakarta hingga
ke daerah Baribis, sebelah barat Gunung
Ciremai, di Kadipaten-Majalengka Jawa
Barat
Observatorium Bosscha, Lembang,
Bandung
Pada kesempatan yang sama, peneliti
Geoteknologi LIPI Eko Yulianto,
membeberkan beberapa bangunan yang
tepat berada di atas sesar Lembang.
Bangunan-bangunan itu antara lain
Observatorium Bosscha, Sesko AU, Sespim
Polri, Detasemen Kavaleri TNI-AD, dan
Restoran The Peak.
Lebih jauh, Agus menjelaskan, beberapa
bagian sesar Lembang yang terangkat,
antara lain adalah Gunung Palasari,
Batunyusun, Gunung Batu & Gunung
Lembang, Cihideung, The Peak, dan
Jambudipa bagian barat. Wilayah-wilayah
tersebut merupakan wilayah pemukiman
yang padat dan dapat berpotensi
membahayakan.
Jika terjadi pergerakan di patahan itu, Eko
mengatakan, maka akan dapat memicu
gempa bumi dan yang akan mengancam
hidup banyak orang.
Sumber: vivanews.com
Posting Komentar