Sebuah baliho Peringatan Hari Sumpah Pemuda bergambar empat tokoh: Presiden SBY, Wapres Boediono, Gubernur Jatim Soekarwo, dan wakilnya, Saifullah Yusuf -- semua berpakaian Pramuka -- yang dipasang di depan Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya jadi sasaran kemarahan massa demonstran.
Mereka berusaha merobohkannya. Gara-gara, baliho itu memuat teks Sumpah Pemuda yang salah tulis. Kalimat di poin pertama isi Sumpah Pemuda bertuliskan, ""Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertanah Air Satu, Tanah Air Indonesia". Padahal seharusnya, "Kami Putra dan Putri Indonesia, Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Air Indonesia".
Tidak hanya itu, di naskah poin ketiga juga keliru, "Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia". Padahal kata "mengaku" seharusnya "menjunjung".
Terkait itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo angkat bicara. "Nanti saya tanyakan ke Kepala Dinas Kominfo Jatim tentang adanya kekeliruan itu. Sebab saya juga belum tahu," kata Soekarwo, Jumat siang.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokoler, Gunarto mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Kominfo Pemprov Jatim untuk mengecek dan mengubahnya. Baliho raksasa yang terpasang menghadap Gedung Negara Grahadi dengan warna dasar biru dan bertuliskan "Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-83 Provinsi Jawa Timur Tahun 2011". Selanjutnya diikuti kalimat naskah lengkap Sumpah Pemuda ternyata salah. "Saya akan cek dulu," tuturnya sambil berlalu.
Sementara Saifullah Yusuf mengaku tidak tahu terkait adanya kekeliruan pada baliho berukuran 4x10 meter itu. "Saya minta maaf atas kekeliruan yang terjadi di baliho. Kemungkinan yang menulisnya ngantuk atau kecapekan. Tapi itu tidak disengaja. Sekali lagi saya atas nama pejabat Pemprov Jatim minta maaf," tegas Saifullah Yusuf.
Sumber : nasional.vivanews.com
Posting Komentar