Pemerintahan sementara Libya, Dewan Transisi Nasional (NTC), memilih dan mengangkat seorang akademisi, Abdurrahim El Keib, sebagai perdana menteri sementara. Keib bertugas memimpin Libya menuju proses demokratisasi menjelang pemilu yang tinggal delapan bulan lagi. Dilansir dari kantor berita Reuters, Keib memperoleh 26 dari 52 suara anggota NTC pada pemilihan di Tripoli, Senin 31 Oktober 2011. Tugas pertama Keib adalah mewujudkan rekonsiliasi antara tentara anti dan loyalis Khadafi yang masih tersebar di seluruh Libya.
Rekonsiliasi juga dimaksudkan untuk menciptakan persatuan demi keberlangsungan industri minyak dan gas yang dimiliki Libya. Dikhawatirkan, dengan tumbangnya Khadafi, akan tercipta persaingan tidak sehat antar wilayah pemilik kilang di Libya. "Kami menghormati dan mengenang para revolusioner yang tidak akan kami lupakan. NTC tidak akan melupakan mereka dan pemerintahan berikutnya juga demikian," kata Keib.
Keib merupakan profesor di bidang elektro di Universitas Tripoli. Sebagai akademisi dan pengusaha, Keib lebih banyak menghabiskan waktunya di luar Libya. Dia tercatat pernah kuliah di dua universitas di Amerika Serikat. Pada 1976 Keib meraih gelar Master di Universitas Southern California. Delapan tahun kemudian, Keib bergelar Doktor dari Universitas North Carolina State.
Keib juga pernah mengajar di Qatar dan Uni Emirat Arab. Perwakilan NTC dari Tripoli, Keib dikenal sebagai sosok yang pendiam dan ramah oleh para koleganya. Selama revolusi menggulingkan Khadafi, Keib adalah salah satu penyandang dana NTC. Dengan dipilihnya Keib, diharapkan dia dapat segera memilih beberapa orang yang akan menduduki posisi menteri-menteri kunci, seperti menteri perminyakan, pertahanan, keuangan dan dalam negeri.
Keib mengatakan, kabinet sementara Libya akan dilipih dalam jangka waktu dua minggu. NTC berjanji akan menggelar pemilu dalam waktu delapan bulan lagi. NTC kemudian akan menghabiskan waktu setahun untuk menyusun konstitusi pemilihan parlemen.
Sumber : dunia.vivanews.com
Posting Komentar