Suasana ramai dengan menyebarnya undangan ultah Nofal. ah ya ampun! Segede apa sih pestanya? Se indonesia diundang semua kayaknya!
“hai, Nes! Nofal mana?”, sapa Yoda, temen sekelas sahabat temen nongkrong Nunu. “itu dia!”. Jawabku.
“oh yaudah, bye!”, Yoda begitu saja meninggalkanku. Sementara Nofal menghampiriku. “Yoda kok pergi?”, aku mengangkat bahu sebagai tanda kalai aku tak tau. “kekelas yuk?”. Nunu menggandeng tanganku. Saat menuju kelas, Dani menatap kami dan hampir semua siswa melihat kami. Tapi pandangan Dani berbeda, ia seperti kesal, marah atau? Tidak!
“aw!”, Eva menabrak kami, sehingga tanganku terlepas dari genggaman Nofal. “Hei, cakep! Mana undangannya buat aku? Kok gak dikasih sih?”, Eva mulai genit. “oh, sorry! Ni undangan buat lo!”. Apa? Nofal invite nenek sihir ini? Ya ampun! “ok! Thanks. Lihat ni gue dapet undangan dari Nofal!”.Awh Sakit Sekali Part. II - Cerpen Cinta RemajaEva pamer padaku dan langsung pergi. “cewek payah!”, gumamku. “take it easy sayang! Biarkan dia GR, hahahah!”, aku ikut tertawa, aku tahu apa rencana Nunu. Tapi, Dani hilang! Ah cuek! Mungkin juga kekelas!
“Fal, sini lo! Pagi-pagi udah pacaran aja!”, sapa teman-teman Nofal. “yah, lo lo gausah risau deh! Hahahah..!”, balas Nofal.
“hai Siska cantik! Enak kan paacaran terus sama Nofal?”, tanya Febri, salah satu dari mereka. Aku hanya tersenyum membalasnya. Diantara temen-temen Nofal, yang ku ingat hanya Febri, Ivan dan Yoda. Gak kuat aku ngafalin semua temen-temen Nofal yang super banyak. Berbeda dengan temen-temen yang lainnya, Yoda hanya tersenyum manis, lugu dan tak seperti yang lainnya.
(persiapan ultah Nofal )
“mah., aku apntes pake gaun mana?”,
“ mama punya gaun cantik, waktu mama muda dulu. Kamu pasti sangat pantas memakainya! Cobalah!”.
“cantik kan anak mama? Eh kaya ada suara mobil, kayaknya kamu udah dijemput sayang, sana buruan, hati-hati ya sayang! Jaga diri!”. Aku memakai gaun putih layaknya cinderella. Sangat cantik menurut mama. Mungkin dulu waktu mama masih muda secantik aku ini ya? Hehe
“hah? Yoda? Kok?...”, aku penuh tanda tanya, kenapa yang jemput Yoda? “ayolah. Nofal yang nyuruh!” sahut Yoda.
(diperjalanan). Aku sedikit curi pandang, Yoda terlihat tampan. Dengan jeans korea, kemeja HC sepatu hip-hop. “Nes, kamu cantik banget hari ini.!”, ucap Yoda. “thanks,” balasku. Walau sebenarnya aku pengen bilang “kamu juga tampan!”.
“Nofal beruntung punya kamu, Nes! Hahaha..!”, Yoda mencoba menggodaku. “eits, kan masih sebatas pacaran, belum sepenuhnya aku milik Nofal kok!”. “udah nyampe nih, kalo butuh apa-apa ngomong gue. Karena Nofal pasti sibuk banget! Mari masuk, princess.?”, Yoda mengulurkan tangannya, mengiringi aku masuk kerumah pesta.
“hei Siska!”, itu sapaan yang kudapat dari semua tamu. Nofal masih belum menampakkan diri. Aku ngobrol-ngobrol dengan Yoda, Febri, Ivan dan yang lainnya. Tapi ada Eva genk juga disebelah sana. Ah maklumlah, kelas XI. Jarang sekali anak kelas X yang diundang, paling-paling yang dapet gebetan kelas XII, atau yang nonkrong bareng kelas XII.
Hei, itu Nera. Tapi? Kok dia sama Nofal? Nera dijemput sama Nofal? Yang benar saja! Nofal minta Yoda jemput aku, tapi dia sendiri malah jemput Nera. Impossible! Ngapain mereka? Hah, warna baju yang sama? Apa maksut semua ini? Nera sahabatku, Nofal pacarku. Dan mereka sekarang jalan bareng. Bukankah dulu Nofal ngomong kalo pengen ngenalin aku ke keluarganya, tapi ngapain dia sama Nera? Stop Siska! Calm down! Jangan suudzon, mungkin aja itu kebetulan.
“Nes, tuh Nofal baru nampak!”, ucap Yoda,
“ih, ya dia datang, sama Nera!”, jawabku kesal.
“hey, Nes! Tenang!”, Febri menenangkanku. Nofal terus berjalan kearah mimbar, entah dia melihatku disini atau tidak. Sepertinya tidak!
Oh tidak! Dia tetap bersama Nera sampai acara dimulai. Dan Nofal mengenalkan Nera di hadapan orang banyak. Dan dia bilang kalo Nera adalah Pacarnya! “NOFAL!”, teriakku. Hening! Semua mata menatap kearahku. Nofal terkejut melihatku ada disini.
“Siska?”. Nofal tampak gugup.
“you betrayed me!”, aku lari keluar dari istana neraka itu. “Nes! Nescrem!!”, Yoda mengikutiku.
Aku terus berjalan keluar, tapi Yoda mampu meraihku, menarik tanganku, hingga badanku berbalik arah menghadapnya. Mataku berkaca-kaca. Aku memeluknya. Yoda tahu apa yang kurasakan. Dia mengajakku masuk kemobilnya. Aku menceritakan semua yang kurasakan.
“Sis, anggaplah itu angin! Ikhlaskan saja semua! Senyumlah!”, Yoda menghiburku. Tak tau kenapa, Yoda mampu membuatku merasa lebih tenang. Meski aku masih menyimpan luka di hati. Yoda mengusap air mataku. Aku mencoba tersenyum, dan Yoda masih menatapku. Apa arti semua ini? Yoda mendekat semakin mendekat dan dia mencium bibirku. 1 detik, 2 detik kuperkirakan 5 detik dia mendaratkan bibirnya dibibirku.
“Nes, gue....”, ucap Yoda
“Siska! Ikut gue!” nofal menggebrak mobil Yoda.
“Nes, lo ikutin dia.!”, pinta Yoda. “inget, tenang Sis!”, tambah Yoda. Lalu aku keluar mengikuti Nofal. Dia mengajakku kesudut taman rumahnya.
“Nes, sorry!”. Nofal menggandeng tanganku.
“untuk apa? Kamu pantas kok!”,
“sayang! Dengerin gue! Nera bilang Lo lagi sakit dan Lo gak bisa kesini!”
“Shit! Trus gue nggak berangkat lo ngaku ke orang-orang kalo Nera pacar lo? Songong banget sih lo! Ngapain juga lo nyuruh Yoda jemput gue, sedangkan lo malah jemput Nera! Apa yang bakal terjadi kalo gue gak disini! Dan.....”,
“Nera suka sama gue Nes!”
“ha? Alesan lo itu?”. “Nescrem, denger! Nera suka sama gue. Dia ngancem Nes, dia bakalan mati kalo gue tolak dia!”.
“kenapa lo jemput dia? Kenapa lo ngaku Nera pacar lo ke semua orang?”. “dia yang minta, Nes! Dia minta bukti kalo gue emang nerima dia! Nes, tolong, aku mohon sama kamu, percayalah! Aku Cuma sayang sama kamu! Nera juga sahabatmu kan? Plis, Nes, ..!”.
“oke! Gue terima! We get a deal!”.
Malam kelabu itu berlalu, aku juga tlah menceritakan semuanya pada mama. “sayang, keikhlasan itu memang sulit dan sakit diawal. Tapi lihatlah nanti, mama pesen Siska cantik ini sabar, pemaaf, dan ikhlas ya? Mama pengen kita disayang sama Allah!”.
“ma, makasih ya? Siska sayang sama mama!”.
Bagaimanapun juga ucapan mama tadi emang bener. Allah pasti sayang sama hamba-Nya yang sabar pemaaf dan ikhlas.
(pagi). Aku tetap harus kuat. Harus semangat dalam menghadapi semua ini. Nanti disekolah aku juga akan merasakan hal yang beda. Pagi ini diawali dengan banyak perubahan. Nofal yang biasa menjemputku, kini berganti Yoda. Disekolah Nera juga sepertinya enggan mau berteman denganku lagi. Kini temanku hanya Yoda, febri, Ivan dan temen-temen Nofal yang lain. Entah kenapa mereka tidak lagi dekat dengan Nofal sejak Pesta itu. Setiap kali jam luar pelajaran, aku mendapati Nofal dan Nera duduk berdua di taman, kantin dan didepan kelas ku. Nofal bahkan jarang menyapaku. Hanya saja ia sering menatapku kasihan setiap ia melihatku sendirian. Beberapa hari hingga berbulan bulan lamanya, aku tlah terbiasa dengan suasana seperti itu.
“Nes, lo tau Dani itu kan?”, kata Dea, temen sekelasku.
:dia sekarang jadi superboy kelas X dan XI!”, Dea menambahkan.
“superman iya kalik. Maksutnya superboy apa?”, aku bingung.
“ya ampun! Cowok super! Yang efeknya setiap kali ada dia cewek cewek tu pada tergila-gila, tapi anhenya langsung minggir dan memeberinya jalan! Dijamin deh, cewek mana yang gak klepek klepek sama Dani!”.
“masa sih? Segitunya!”, jawabku tenang.
“eh ada Dani!Dani kesini!”, suara temen-temen kelas yang ribut akan kedatangan Dani ke kelasku. Semua anak minggir dan menatapnya kagum. Ngapain dia kesini? Hey dia menuju kearahku! Kenapa? Mungkin karena aku nggak minggir kaya yang lainnya kali ya. Bahkan aku tak peduli sama kedatangan Dani. Dia sekarang berdiri didepanku.
“Nes, gue udah denger cerita antara lo sama Nofal!”. Dani memulai.
“trus kenapa? Ngapain kamu kesini Cuma buat ngomongin Nofal?”
“gue, suka sama elo!”. “hah? Suka sama gue? Basi tau gak!”.
“lo gak percaya? Gue buktiin!”. Oh my god! Dani akan menciumku. Hallo mimpikah ini? Aku akan dicium sama superboy! Plis jangan cium aku! Aku tak bisa melepaskan genggaman Dani. Ayolah malaikat cinta, selamatkan aku! Aku yakin, yang datang menolongku adalah bener bener ada kontak batin denganku. Hampir dan hampir dan hampir... “hey! Lepasin Siska!”, hyufft! Ternyata Yoda menyelamatkanku. Yoda menarik tangan Dani hingga akhirnya Dani nggak berhasil menciumku. “lo siapanya dia? Ngapain mau cium dia?”, Yoda terus mengusut. “gue Cuma mau buktiin ke Siska kalo gue suka sama dia, salah? Ngapain lo halangingue?”, Dani membantah.
“salah besar! Lo mau cium dia didepan anak-anak, lo pikir dia pajangan? Kedua, lo gak tepat pake alasan NOFAL buat deketin dia! Ketiga, Siska cewek gue! Jadi lo gak berhak cium cewek orang!”, Yoda terlihat santai dan menggandeng tanganku.
“Lo bakalan nyesel!”, Dani yang kecewa dan pergi begitu saja.
“hati-hati sama playboy kaya dia, Nes!”, tutur Yoda.
“tapi.....”, Yoda malah mencium jidatku. “kau tak pantas dilukai!”, Yoda langsung pergi meninggalkanku.
Ya ampun! Mimpi apa aku semalem? Dani hampir aja Nyium aku dihadapan temen-temen. Tapi Yoda menyelamatkan ku. Hei? Ini berarti Yoda Malaikat Cinta yang kuharapkan tadi? Kenapa bukan Nofal? Apa Nofal udah bener-bener lupa sama aku? Ah sudahlah, aku nggak mau galau!
“Nes, Nes! Itu yang ngrebut Nofal dari lo!”, dea membisik dan mengacungkan tangannya kearah Nera yang memasuki kelas. “pssst! Udah deh, bukan urusanku!”. Ya ampun. Hatiku panas banget! Ingin seklai aku tanyakan Nera, mana Nofal, tapi iya nggak ya?
“Ra, Nofal mana?”,
“gak tau!”, jawabnya Sewot. “nyolot banget sih lo!”, balasku yang lalu pergi mencari Nofal. Nah itu dia Nofal lagi di lapangan basket. Oke Nes, kuat! Slow!
“Nofal!”,
“ha? Eh bentar ya!”, pamit Nofal pada teman-temannya.
“kamu tuh beneran gak sih sama aku? Kenapa kamu malah cuekin aku?” aku memulai. Saat ini hanya aku dan Nofal ditaman.
“sayang, sorry, ini semua pinta Nera. Dia bawa hp ku, segalanya terbatas untukku hubungi kamu, Nes! Aku serius sama kamu! Plis, Nes.. aku Cuma sayang sama kamu. Tolong bantu aku! Aku butuh keikhlasanmu!”. “aku juga sayang sama kamu, Nofal! Aku kangen saat-saat dulu kita berdua! Aku kangen semuanya! Kenapa semuanya jadi kaya gini?”, aku menangis. Nofal sigap untuk memelukku. “psst! Sayang, udah udah jangan nangis. Ini cobaan buat kita. Aku juga kangen banget sama waktu kita berdua dulu. Udah ya sayang, jangan nangis! Emm lihat kalung kamu, masih ada foto kita kan? Jangan pernah kamu lepas itu, Nes. Kecuali jika kamu bener bener kecewa sama aku!”. Memang kalung ini berarti banget untukku. Aku lega dengan penjelasan Nofal. Dan aku berjanji gak akan melepaskan kalung ini jika Nofal bener-benr gak ngecewain aku.
“mama sakit? Mama istirahat aja ya? Biar Siska ambilin obat sama sarapan buat mama!”.
“nih, sarapan dulu baru minum obat. Siska masakin sup bayam lho buat mama!”.
“kamu nggak kesiangan, Sis? Kasian Nofal juga tekat lho!”. Aku sangat ragu untuk menjawab, karena mama menyebut Nofal. “em, Siska udah bilang kok tadi. Sekarang mama minum dulu obatnya, terus siska baru berangkat!”. Aduh jalan kaki nih, pasti Yoda juga udah berangkat. Okelah gak papa!
“Nes, naik!”. Yoda ternyata dibelakangku. “kirain kamu udah berangkat, Da?”, tanyaku ketika kami dalam perjalanan. Dengan kecepatan 60km/jam.
“Tadi gue nganterin bokap ke kantor, motor bokap gue mogok mendadak. Gue malah ngira lo udah berangkat, Nes!”.
“Tadi mama tiba-tiba sakit, trus aku rawat mama dulu. Malah tadi aku pengen gak berangkat sekolah. Tapi mama ngotot. Yaudah akhirnya berangkat, meski telat!”.
“kok kebetulan ya? Kita telat bareng? Hehe!”, Yoda tertawa singkat. Aku hanya senyum untuk membalasnya.
(disekolah).
“Nes, Nera gak berangkat, kenapa tuh?”, tanya Dea.
“ha? Mana kutau! Rumah aja jauh!”.
“katanya sih sakit!”, Gina menambahkan.
“sakit? Masa? Semalem aja gue lihat dia jalan-jalan sama .....” tangkas Dea yang memotong pembicaraannya.
“ya Nofal kan? Aku tau itu.”, lanjutku.
“moga cepet sembuh deh!”, ucap Dea.
Bener gak ya Nera sakit? Selama ini dia juga gak pernah sakit, dan juga gak pernah absen ke sekolah.
(pulang sekolah).
“cari makanan yuk buat mama kamu. Sekalian gue pengen kesana!”, pinta Yoda.
Sampai dirumah mama masih terbaring lemas, pucat, tapi mama terlihat kuat dan menyambut baik kedatangan Yoda.
“Siska, itu siapa?”,
“kenalin, ma! Ini Yoda, temennya Nofal!”. “oh, tampan sekali dia!”.
“makasih, tante! Ini ada pursell untuk tante. Biar tante cepet sembuh!”, balas Yoda.
“makasih, Nak! Siska, Nofal kok nggak ikut?”,
“e, enggak ma, dia gak leiatan hari ini disekolah. Mama gausah mikirin dia ma, mama istirahat aja dan sini mama harus terlihat cantik. Siska sisir nih rambut mama. Udah kaya nenek sihir!”.
“ma, kok rambut mama rontok banyak banget kaya gini sih?”, tanyaku heran.
“eh, mama kemaren salah pake sampo, jadi rusak deh!”. “mama yakin?”. “iya sayang, mama nggak boong!”. Tak lama kemudian Yoda pamit pulang.
(dua hari kemudian).
“Nes, Nera masih gak berangkat tuh!”, ucap Dea.
“ha? Masa? Padahal tadi pagi gue liat dia pake sragam trus keluar rumah, setau gue sih berangkat.!”, kata Gina, yang rumahnya berdekatan dengan Nera. Aku segera mencari Nofal, ku coba tanya sama Febri, dan jawabannya Nofal juga audah gak berangkat 3 hari ini. Mungkinkah mereka bolos bareng? Masak sih? Nera kan anaknya baik, Nofal juga gak pernah bolos! Aku coba hubungi Yoda. “Yoda, kamu dimana? Temui aku di taman sekarang!”, send! 5 menit aku menunggu Yoda, akhirnya datang juga.
“apa??? Nera sama Nofal ternyata juga 3 hari nggak berangkat? Gila! Oke coba ntar kita nyari mereka!”.
(pulang sekolah). Yoda menungguku didepan kelas dan sepakat kita hari ini mencari Nofal sama Nera. “cie!! Pacar baru nih, pacar baru!”, goda Dea. “hehehe!”, balas Yoda.
“halo?”. “Siska! Ini om Sis!”. “oh ya. Kenapa om?”. “mama kamu masuk rumah sakit, kesini ya. Om disini!”. Tutt. Telfon ditutup.
“Yoda!”.
“kenapa, Nes?”. “mama di RS, Da! Anterin kesana!”, “ha? Oke oke buruan!”.
(dirumah sakit). “OM, mama mana?”. “didalem! Masuk aja!”.
“mama, kenapa sih sakit segala!”.
“mama Cuma capek sayang! Eh tadi Nofal kesini loh!”.
“hah? Yang bener ma? Ngapain?”.
“itu dia bawain parsel tadi. Dia minta maaf sama mama, karena udah nyakitin kamu. Dan juga karena dia jarang kerumah kita.”
“mah. Padahal Nofal tadi gak berangkat ma! Udah 3 hari dia gak kesekolah. Tadi sih rencanaya mau nyari Nofal, tapi om telfon katanya mama dirujuk. Yaudah Siska kan mentingin mama!”.
“Yoda mana? Mama pengen ngomong!”. “bentar Sika panggil dia!”.
Aku panggil Yoda yang sedang ngobrol sama om Feri. Entah apa yang pengen mama bicarakan sama Yoda. Yang jelas setelah Yoda keluar, Yoda langsung pamitan pulang. Katanya mau ganti baju.
Sore, aku masih menunggu mama di RS. Kondisi mama menurun, tapi mama masih tetap mencoba kuat. Yoda datang dengan sebuket bunga untuk mama. Aku masih gelisah, kemana Nofal sama Nera.
“Sis, kamu nyari Nofal dulu sana, sama Yoda!”.
“tapi mama kan lagi sakit?”. “nggak papa sayang! Udah ada om Feri disini. Kamu cari Nofal dulu, suruh kesini. Mama kangen!”. “emm.. baiklah ma! Kabari aku jika ada apa-apa ma!”. “Yoda, jaga Siska ya?”, “iya, tante! Pasti!”.
“kita coba telfon rumahnya aja, dirumah gak dia!”, Yoda memulai pembicaraan.
“dirumah gak ada, Nes! Dia keluar dari tadi sore!” “trus kita nyari kemana?”, tanyaku.
“cafe! Mungkin aja dia disana!”.
Kita coba nyari di cafe. Tapi nihil gak ada kabar. Yoda memutuskan untuk mencari di distro selatan cafe, dia biasa disana. Moga aja ada petunjuk! Seller menerangkan kalau tadi Nofal kesini, baru aja keluar sama cewek. Trus kearah barat. Aku dan Yoda tak tau. Tempat mana lagi yang harus dicari. Kita coba menelusuri jalan barat.
“itu mobilnya Nofal!”, Yoda kaget.
“ha iya! Ngapain dia ke hotel?!”,.
“buruan masuk aja!”.
Bener Nofal atmaja di kamar nomer 251 lantai dua.
Yah kamar nomer 251 sudah didepan mata.
“Nes, lo tunggu sini! Gue cek dulu!
“oke!”. Pintu kamar itu tidak dikunci rapat, jadi memudahkan Yoda untuk membukanya. Yoda masuk dan “brengsek lo!”. Sepertinya meraka berantem! Aku masuk dan,.. astaghfirullah! Nofal Nera sedang? Seperti dimimpiku waktu itu. Persis sekali! “Yoda! Stop!”, suaraku memecahkan pertikaian mereka.
“Nofal! Kamu bilang kamu Cuma kasian sama Nera! Tapi ngapain kamu melakukan itu! Aku iklasin didua! Tapi bukan untuk seperti ini! Nera! Gila ya kamu! Dasar mantan sahabat jalang!”.
“Nes, dengerin gue! Gue lakuin ini sama Nera, karna gue tau lo gak bakalan mau kaya gini, Nes! Gue jaga kehormatan lo, Nes!”.
“aku bukan bispak kaya dia! Dan apakah kamu saat tidur dengan dia kamu memikirkan aku? Kalo aku tau kamu akan seperti ini, aku gak akan pernah mau jadi cewekmu! Bahkan mengenalmu!”, emosiku meluap, dan aku menangis. Entah apa dosaku kok sampe segitunya.
“mama sakit. Dia pengen ketemu kamu!”. Telfonku bunyi.
“Siska! Cepat ke RS! Mama kritis!”. Telfon dari om Feri. Drop! Pikiranku buyar! “Yoda! Anterin ke RS. Mama kritis!”. Aku menyeret tangan Yoda.
“dan Nofal! Makan nih!”. Aku melemparkan kalung pemberian Nofal di mukanya.
Pikiran dan hatiku tak karuan lagi. Aku ingin cepat-cepat menemui mama!
“mama! Mama!”, aku menangis di genggaman tangan mama.
“Siska, kamu jangan lagi dekat dengan Nofal ya? Dia bukan anak yang baik!”, ucap mama. “psst! Mama jangan bahas dia! Yang penting sekarang mama sehat dulu.”, jawabku.
“Yoda, kamu anak yang baik. Jaga Siska sampai kalian tua nanti ya? Ibu ingin kalian berdua untuk selamanya. Dan Siska, salam buat cucu mama nanti ya?”. “mama! Maksut mama apa? Mama? Ma? MAMAAA!”, mama mengehembuskan nafas terkahirnya.
“innalillahi wainnalillahi rajiun.. Sis, mama pergi dengan khusnul khatimah! Lihat! Dia tersenyum! Ikhlaskan mama Sis! Mama bahagia disana!”, Yoda memelukku.
“innalillahi wainnalillahi rajiun.. selamat jalan, mama.. siska sayang sama mama!”.
Aku berdiri didepan makam bertulisakan “Nadia Fatmawati binti Edi Atmaja”, ya itu adalah makam mama. Ternyata selama ini mama mengidap kanker serviks, dari awal aku sudah khawatir, dengan rambut mama yang rontok banyak sekali. Tapi kini aku hanya sendiri, dengan Yoda yang menemaniku. Terpampang foto kak Peter, foto mama di batu nisan itu. Mama, tenanglah disana, jaga kak Peter ma! Disini Yoda menjagaku.
(tiga bulan berlalu).
“gosip gosip baru nih! Bukan sekedar gosip. Tapi fakta seratus persen!”. Ucap Dea.
“Nera hamil!”. Tambahnya.
“ha? Syukurlah!” jawabku. “dia hamil sama Nofal, Nes!”.
“oh ya? Biarkan saja. Mereka berjodoh. Memang seharusnya mereka mendapatkan itu!”, balasku tersenyum. “ciee percaya yang sekarang udah punya Yoda!”.
(5 tahun berlalu).
Aku ziarah ke makam mama dan kak peter. Dengan Yoda disampingku. “tante, makasih sudah melahirkan anak sebaik Siska, suatu anugrah aku memiliki Siska! Aku akan menjaganya! Salam dari aku kak peter! Aku akan menjaga adikmu! Selamanya!”. Ucap Yoda.
“mama! Kakak! Aku akan menikah! Aku mneikah dengan pria yang sangat baik, pria itu juga pilihanmu, ma! Doakan kami ma! Yoda karisma akan merawatku sampai akhir nanti aku menyusul mama!”, aku meletakkan undangan pernikahanku di makam mama dan kakak.
Yoda Karisma
Nescrem Siska Pratiwi
Marriage on 22 june 2011
Yoda Siska
The end...
Nickname : Aza / Ina
Date and place of birth : Magelang, 22 September 1996
Hobby : Singing, Playing Music instrument, writting , Game online,
College : Politeknik Akademi Pariwisata Indonesia Yogyakarta
Profession : Counter Sales for tour package at Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa , Vocalis on Fried Banana'zt Attack ,
Account : facebook.com/azachorus
Twitter @azabananazt_
My skype cescillio22
Instagram @azamisando
Fanspage Facebook.com/friedbananazt
Posting Komentar