Ya ampun, mimpi apa gue semalem? Sampai bisa dapet tiket konser The SB gratis. The SB itu singkatan dari The Star Band, band yang sekarang lagi naik daun banget. Band yang di gilai para remaja itu khususnya remaja cewek terdiri dari 4 orang cowok yaitu Beny (vokalis), Galih (gitaris), Raka (bassist), dan Axel (drummer). Di antara personil The SB itu yang paling gue idolain si Raka, soalnya mukanya itu baby face banget. The SB itu personilnya masih SMA semua sama kaya gue. Raka kelas X, Beny kelas XI, Galih kelas XII, Axel kelas X. Selain bassist, Raka juga jadi maknae di The SB.
Gue punya banyak koleksi tentang The SB. Mulai dari Mp3, CD, foto, poster, kaos yang ada tanda tangan semua personil The SB, pokoknya banyak deh. Karena koleksi tentang The SB itulah akhirnya gue ikut lomba Teen Freeticket, yaitu lomba banyak-banyakan ngoleksi semua yang berhubungan tentang idola dan akhirnya gue menang.
Gue merhatiin diri gue sendiri di depan kaca. Cantik? Maybe. Gue udah siap-siap buat berangkat ke konsernya The SB. Raka! I’m coming.
***Di sepanjang perjalanan gue deg-degan nggak jelas. Walau gue satu kota plus punya banyak koleksi tentang The SB, ini pertama kalinya gue nyaksiin konser The SB secara langsung. Oh God, makasih karena udah ngasih anugrah ini.
Akhirnya gue sampai juga di halaman tempat konsernya The SB. Udah banyak banget remaja seumuran gue yang menuhi tempat itu. Bahkan gue lihat ada yang pingsan karena kejepit penonton lain, kasian. Gue tunjukkin tiket gue panitia konser, tanpa harus desak-desakkan ngantri gue udah bisa masuk gedung tempat The SB konser. Thanks God.
Di antara semua lagu The SB, lagu yang berjudul “gadis” yang paling gue suka. Soalnya kalau gue denger lagu itu plus bayangin Raka di depan gue, gue suka senyum-senyum sendiri.
***
“Oke para SoBest, kali ini The SB akan persembahin lagu buat kalian yang berjudul Gadis. Tapi sebelumnya mana suara SoBest!” Teriak MC konser The SB dan di bales teriakkan histeris para SoBest (nama fans The SB).
“Langsung aja, ini dia The SB.” Teriakkan histeris SoBest kembali menggema di gedung yang menurut gue luas ini. Sedangkan gue Cuma bisa nutup telinga pake tangan.
Para personil The SB memasuki panggung konser. Di awali oleh Beny, Galih, Raka, dan di akhiri Axel. Mereka ngambil posisi masing-masing. Lagi-lagi para SoBest histeris bahkan ada yang sampe nangis.
“Selamat malam SoBest?” Sapa Beny si vokalis.
“Malam!!!” Jawab SoBest serempak tak terkecuali gue.
“Sebelumnya gue selaku perwakilan dari The SB ngucapin banyak-banyak terima kasih ke kalian. Karena tanpa kalian The SB bukan apa-apa. Untuk itu gue persembahin lagu buat para SoBest yang The SB sayang.” Ucap Beny sebelum memulai aksinya.
Ku lihat kau duduk sendiri
Menikmati sejuknya angin sore
Wajah cantikmu membuatku terpesona
Gadis … ku cinta kamu
Gadis, kaulah segalanya bagiku
Jadilah milikku … kan kubahagiakan dirimu
Gadis, kaulah nafas bagiku
Jadilah milikku … kan ku korbankan diriku
Cantiknya wajahmu … manisnya senyumu
Membuatku terdiam terpesona
Tahukah kau … ku cinta kamu
alunan musik yang santai di tambah suara lembut Beny ngebuat semua SoBest hanyut dalam lagu tersebut nggak terkecuali gue. The SB the best deh!
***
Konser selesai dan para SoBest udah pulang kerumah atau apalah masing-masing kecuali gue. Gue lagi nunggu jemputan sopir gue tepat di halaman gedung tempat The SB tadi konser. Saat gue lagi noleh ke arah pintu masuk gedung itu, nggak sengaja gue lihat Raka keluar dari gedung tersebut. Kayaknya dia lagi nggak baik deh, soalnya gue lihat mukanya kaya kusut gitu. Dia lewat di hadapan gue sambil mandang gue sinis, gue yang lihat itu Cuma bisa bergidik ngeri dan nggak berani natap dia langsung. Tanpa gue duga, di berhenti nggak jauh dari tempat gue berdiri sekarang.
“Ngapain lo lihatin gue?” Tanya Raka datar ke gue. What? Raka ngomong ke gue?
Perlahan gue beraniin diri buat mandang Raka secara langsung. Mukanya yang biasanya lucu dan imut berubah jadi nyeremin menurut gue.
“Nama lo siapa?” Tanya Raka lagi ke gue.
“E-erika.” Jawab gue gugup plus takut.
“Ikut gue!” Apa? Raka narik tangan gue? mau di bawa kemana gue? siapa aja, tolong gue! gue takut!
“M-mau di bawa kemana gue?” Tanya gue takut-takut ke Raka. Bukannya jawab, dia malah megang tangan gue makin kenceng.
“Sakit.” Rintih gue jujur. Karena memang sakit banget.
“Elo diem aja!” Bentak Raka yang langsung buat nyali gue ciut.
Dia masukkin gue kedalam mobil mewahnya dan mobil itu melesat cepat. Entah kemana?
***
Tempat ini? Pantai? Kenapa Raka bawa gue kesini? Sebenernya mau apa sih ni cowok? Kalau nanti sopir gue jemput, terus dia kebingungan, gimana? Please, help me.
Lagi-lagi Raka narik gue keluar dari mobilnya dan bawa gue ke tepi pantai.
“Gue percaya sama elo.” Ucap Raka memecah keheningan di antara kami berdua.
“M-maksud lo?” Tanya gue nggak ngerti.
“Jadi orang terkenal itu nggak seenak yang orang-orang biasa bayangkan.” Ngomong apa sih Raka? “Gue ngerasa benci jadi orang terkenal. Apapun yang kita lakuin pasti harus di pikir dulu. Gue mau jadi anak remaja yang bisa bebas ngekspresiin diri sendiri, tanpa harus jadi orang lain.”
“Jadi orang lain? Maksud elo?” Raka mandang gue tajam, juga penuh arti.
“Sebenernya gue ini anaknya emosian. Kadang gue kesel kalau ada SoBest yang terlalu berlebihan ke para personil The SB. Tapi karena image artis, gue harus nahan rasa kesel itu. Gue nggak suka itu!” Raka? Jadi ini elo yang sebenernya? Jadi ternyata elo tersiksa?
“Dulu pernah gue punya pacar, tapi sekarang udah putus.” Ucap Raka dengan senyum getir
“Putus?”
“Iya. Gara-gara para SoBest bully dia.” Apa? Nggak salah? Ternyata SoBest kecuali gue sadis!
“Gitu, ya?” Raka ngangguk sambil pandangannya lurus ke depan. Dia lagi kacau sekarang.
“Padahal gue sayang banget sama dia. Dia first love gue. Tapi dia lebih milih cowok lain ketimbang gue karena alasan itu.” Raka ngehela nafas kecewa.
“Yang sabar ya, Ka. Kalau boleh saran, mendingan elo nikmatin aja keadaan lo saat ini. Lihat hal yang positifnya, yang negatifnya jadiin pelajaran untuk jadi lebih baik.” Ucap gue canggung ke Raka.
“Cara nikmatinnya gimana? Gue bingung. Andai bisa, gue pingin gue nggak pernah terkenal.”
“Jangan ngomong gitu, Raka. Nggak semua orang bisa terkenal. Syukuri apa yang ada.”
“Oya?” Dia deketin badannya ke badan gue. Lagi-lagi, tanpa gue duga Raka nyium bibir gue. Raka? Personilnya The SB? Apa gue mimpi?
Setelah itu dia mandang gue dalam. Pasti muka gue sekarang udah semerah tomat deh. Oh God.
“Thanks udah jadi pendengar yang baik. Erika.” Gue Cuma bisa cengo di buatnya.
***
Dia bawa gue ke tempat dimana dia nyulik gue atau apalah itu, kembali. Di sana udah ada sopir gue yang kayaknya kebingungan nyariin gue. Maaf ya pak.
Sebelum gue turun, Raka nahan gue sebentar.
“Gue harap bisa ketemu elo lagi.” Ucapnya lembut dan sekali lagi nyium bibir gue. tapi sekarang beda, ini lebih lama dan lebih lembut. Raka!!!!
Akhirnya gue turun dari mobilnya dan nyamperin pak sopir. Malam yang nggak bakal gue lupain.
***
Satu bulan sudah kejadian itu lewat. Tapi gue belum bisa ngelupain itu. Pandangan Raka ke gue, first kiss gue sama Raka, pantai itu. Apa gue jatuh cinta sama Raka? Apa Raka bisa jadi milik gue? Mustahil!!
Hari-hari gue selama satu bulan kebelakang lebih sering di isi sama ngelamun. Apalagi yang gue lamunin selain kejadian gue sama Raka.
***
Hari ini hari yang paling sial dalam hidup gue. Udah pak sopir nggak bisa jemput, temen-temen nggak ada yang bisa jadi tumpangan, di hukum Bu Asri gara-gara ngelamun saat jam pelajaran beliau, baju yang ketumpahan saos. Pokoknya sial!!!
Gue lihat mobil warna hitam di halaman rumah gue. Kayaknya gue kenal, tapi mobil siapa? Gue pun mutusin masuk kerumah. Betapa terkejutnya gue lihat apa yang ada di hadapan gue sekarang. Kenapa bisa? Nggak mungkin! Ini mimpi!!
“Hai, Erika.” Tuhan, bangunkan hambaMu dari mimpi ini.
“Gue Raka. Pasti elo kira ini mimpi, bukan? Tenang aja, ini nyata.” Raka! Gue kangen elo.
“R-raka? Kok bisa elo ada di sini?” Tanya gue yang masih shock gara-gara Raka yang tanpa gue duga ada di rumah gue sekarang.
“Takdir, mungkin? Erika, I LOVE YOU!” Apa? Dia nembak gue?
“Raka?”
“Gue serius. Lo mau jadi pacar gue?”
“A-apa?”
“Lo mau jadi pacar gue?”
“Gue nggak salah denger, kan?”
“Nggak sama sekali. Gimana?”
“Terserah elo aja.”
“Oke. Gue mau iya. Dan itu artinya gue resmi jadi pacar elo.”
Sekali lagi, Raka nyium bibir gue. Oh God, thanks. Raka I LOVE YOU.
Gue bingung kenapa Raka bisa ada di rumah gue. setelah gue tanya, ternyata dia nyatet plat mobil gue dan nyari alamat rumah pemiliknya yang tak lain adalah gue. ternyata kalau jodoh pasti ketemu, meski lama nggak ketemu.
Cinta gue emang aneh. Kok bisa Cuma ketemu sekali dan ketemu yang kedua kalinya udah pacaran. ANEH!! Gue tau itu.
THE END
PROFIL PENULISNama : Nilla Arie P
TTL : kotabaru, 14 februari
sekolah : SMK Penerbangan Banjarbaru
facebook : Nilla Arthenenz D'vickfreen
Blog : Nillavickers.blogspot.com
Posting Komentar